Friday, January 30, 2009

Adakah bumi yang lain nun jauh di galaksi sana ?

Drama dan orkestra peradaban manusia
Drama dan orkestra peradaban manusia setelah berjalan 10.000 tahun tetap menyisakan pertanyaan abadi, siapakah sebenarnya diri kita sendiri di alam semesta ini ?
Apakah yang terjadi sebenarnya pada proses kesadaran di sel-sel syaraf yang jumlahnya sekitar 200 milyar itu ketika berhadapan realitas kosmos yang telah berusia 13,7 milyar tahun yang silam ?
Apakah makna sesungguhnya dari besarnya kosmos sejauh 13,7 milyar tahun cahaya dibandingkan dengan besarnya memori kesadaran dan warna-warni spesies kehidupan di bumi dan akhirnya muncul manusia sebagai observer yang mengobservasi kejadian kosmos, evolusi hidup dan kesadaran diri itu sendiri ?

Penari dan pemain akrobat spesies evolusi
Sampai saat ini kesadaran semesta yang kita ketahui hanyalah terjadi dalam fikiran manusia, kita belum tahu bahwa kesadaran semesta itu terjadi pada spesies lain diantara kerajaan monera(bakteri), protista(amoeba), jamur, tanaman, dan binatang atau barangkali pada kumpulan virus di suatu media.
Dalam arti lainnya bahwa hanyalah manusia yang dapat berfikir tentang realitas semesta, tetapi makna fisik berfikir itupun sampai saat ini belum difahami sains.
Kita harus lebih dahulu memahami diri sendiri sebelum kita menyatakan probabilitas bumi bumi lain di antara jagad semesta. Kita perlu lebih percaya bahwa kehidupan bumi adalah hasil karya ciptaan yang paling mengagumkan dan permainan ini bermula di bumi.
Berfikir silogisme ala Aristoteles
Drama dan orkestra spesies kehidupan dan peradaban manusia sedang direkonstruksi dan diurut-ulang bit demi bit DNA. Perjalanan DNA yang telah menjadikan ekspresi kehidupan di bumi, kelihatannya hanyalah mekanisme evolusi, tetapi lebih jauh lagi adalah sebenarnya proses pencarian eksistensi diri sejauh 13,7 milyar tahun cahaya sampai mendekati waktu-Planck sedekat 10exp(-43) detik.
Contoh : saat ini manusia lebih baik aktif humanistik mendalami pemahaman mutasi virus virus parasit yang berani mati dibandingkan dengan pengeluaran biaya arsenal nuklir dan penjelajahan luar angkasa.

Metoda ilmiah ala Arsitoteles
Kenapa kita harus melihat kekosongan abadi di luar 13,7 milyar tahun cahaya, sementara di bumi lebih indah untuk berlabuh selamanya ?
Paradoks itu bukan terletak pada 10.000 megaton hulu ledak nuklir yang telah siap diluncurkan, tetapi pada misteri siapakah diri kita sebenarnya ?
7 milyar manusia, menatap 10.000 tahun berjalan, kenapa sains cepat berspekulasi ada bumi yang lain. Katakan 70% pertanyaan di bumi belum terjawab kenapa sains harus memlih 30% sisanya untuk mengambil kesimpulan.

Jauh lebih banyak sisi misteri eksistensi manusia di bumi
Kesadaran kosmos adalah semesta, peradaban adalah sandiwara, bumi panggungnya
Seandainya ternyata probabilitas Drake = 1, apakah kosmos salah hitung ?
Seandainya Proxima Centaurus adalah tata surya tetangga terdekat
Membayangkan satu tahun cahaya dalam kekosongan
Mencoba mendaki kemustahilan
Seandainya sains menyatakan adanya ukuran kemustahilan sebagai bagian realitas ruang waktu
100.000 tahun lalu kita tidak tahu kesadaran itu entah berada dimana ?
Jika bumi memberikan gratis oksigen kenapa sains teknologi tidak bisa ?

Ingin Versi Lengkapnya ? Silahkan Clik Here To Download

2 Comment:

Stubborn Praline Lover said...

thanks for posting this!

Busby SEO Test Gary Viray
http://www.garyviray.com

Anonymous said...

bagus buanget, makasih informasinya katua, jarang jarang ada kek gini

Post a Comment